Arsip Penulis: Rudi Susanto

Pemdes Kalialang Berkomitmen Susun RPJMDesa Berbasis Data

“Kerja keras TPD dalam menghasilkan data-data untuk perencanaan apresiatif desa, selanjutnya akan kami gunakan sebagai referensi kami (Pemdes) dalam penyusunan dokumen RPJMDesa”
(Kades Kalialang)

Pernyataan komitmen tersebut diungkapkan oleh Sarwono, Kepala Desa (Kades) Kalialang, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo. Desa Kalialang baru saja menggelar pesta demokrasi pemilihan kepala desa (Pilkades) untuk memilih pemimpin yang baru pada Rabu (28/12/16), dan Kepala Desa (Kades) terpilih itu adalah Sarwono. Sebelumnya, Desa Kalialang dipimpin oleh Ngatemin, Kasi Pemerintahan Kecamatan Kalibawang dan sebagai Penanggung Jawab (PJ) Kepala Desa Kalialang. Ngatemin juga memiliki peran penting dalam mengawal rangkaian kegiatan Tim Pembaharu Desa (TPD) dalam mewujudkan perencanaan apresiatif desa.

850616577_13610 - Copy

Pelibatan perempuan sebagai salah satu kekuatan sumber daya manusia (SDM) dalam pembangunan desa.

Meskipun kerja keras Tim Pembaharu Desa (TPD) mendapat apresiasi dan dukungan dari Pemdes yang baru, namun bukan berarti tugas mereka telah selesai dalam mewujdukan perencanaan apresiatif desa, hingga data-data yang sudah dihasilka benar-benar menjadi bahan rujukan perubahan dokumen rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa).

Seperti diungkapkan oleh Parwono, Koordinator TPD Kalialang, bahwa TPD berkomitmen untuk mengawal proses perubahan RPJMDesa lama sehingga berbasis data dan usulan kelompok marginal.

“Kami sangat bangga hasil kerja keras kami akan dimanfaatkan untuk perubahan RPJMDesa, dan kami bangga menajadi bagian dari proses pembangunan desa kami,” ungkap Parwono dalam sebuah diskusi internal antara TPD dan Pemdes yang baru.

Rangkaian kegiatan untuk mewujudkan perencanaan apresiatif desa, telah menumbuhkan semangat partisipatif bukan hanya bagi warga namun juga seluruh unsur yang ada di desa. Setidaknya, kini mereka memiliki harapan bahwa desa mereka akan lebih sejahtera dan mandiri. Karena kesejahteran desa dapat terwujud apabila dalam proses pembanguannya dilakukan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel. Sehingga, masyarakat desa bukan sekadar menjadi objek pembangunan, namun juga subjek pembangunan di desanya. [Rudi]

Menuju Open Data Keuangan Desa, Pemkab Wonosobo Perkuat Kapasitas Pemdes

“Laporan realisasi DTD tahun 2016, perencanaan RKPDes, APBDes, dan pelaporan DTD dan APBDes tahun 2017 sudah harus menggunakan aplikasi Mitra Desa”

(Triyantoro, Kepala Bagian Tata Pemerintahan, Kabupaten Wonosobo)

Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dalam mewujudkan digitalisasi Sistem Keuangan Mitra Desa (Siskeudes) kini mulai diwujudkan secara bertahap. Tahapan yang telah dilakukan salah satunya adalah memperkuat kapasitas sejumlah Pemerintah Desa (Pemdes) melalui pelatihan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes). Acara yang diselenggarakan pada Senin-Rabu (28-30/11/16) ini diselenggarakan di Resto Ongklok Wonosobo. Penguatan kapasitas yang dimotori oleh Pemkab Tapem dan Komtel Setda Kabupaten Wonosobo, ini bekerja sama dengan Institute for Education Development, Social, Religion, and Cultural Studies (Infest) Yogyakarta.

Pernyataan pak Triyantoro merupakan bentuk keseriusan Pemkab Wonosobo bersama-sama pemerintah Desa mewujudkan Digitalisasi Pemkab Wonosobo. Pelatihan tersebut diikuti oleh perwakilan dari sejumlah desa yang tersebar di tujuh Kecamatan yang ada di Kabupaten Wonosobo. Di hari pertama, pelatihan diikuti oleh perwakilan Pemdes dari desa di Kecamatan Kertek, Kepil, Sapuran, Garung, Kalikajar, Leksono dan Kaliwiro. Sampai hari ketiga, pelatihan dihadiri dari delapan Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Kejajar, Kalibawang, Wadaslintang, Mojotengah, Sukoharjo, Wonosobo, dan Watumalang.

Dalam acara tersebut, Astin Umariyah, Kepala Bagian Komtel Kabupaten Wonosobo, menegaskan bahwa Siskeudes Mitra Desa akan digunakan pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk melakukan proses monitoring dari Kabupaten ke Desa-desa.”

Tidak Sekadar Berlatih Menggunakan Teknologi

Selama dua hari pelatihan, Pemkab Wonosobo dan Infest Yogyakarta melatih tata kelola keuangan desa menggunakan aplikasi “mitradesa”. Penguatan kapasitas ini merupakan salah satu tahapan dari implementasi open data keuangan desa.

15259607_1511181022230840_2036349571474470464_o

(sumber foto: dokumentasi Infest Yogyakarta)

Dalam proses pelatihan yang difasilitasi oleh Muhammad Khayat, Manager Program Infest Yogyakarta, tidak sekadar menjawab bagaimana cara mengoprasikan cara kerja aplikasi “mitradesa”. Menurut Irsyadul Ibad, Direktur Infest Yogyakarta, selain inisiatif dijitalisasi, pada tahapan open data keuangan desa juga dilakukan pendampingan perencanaan; tata kelola keuangan; dan penguatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan.

“Bagaimana pun, teknologi tidak sama sekali menjamin penggunanya akan terbuka jika tidak dibarengi dengan penguatan di sisi non-teknologi,” jelas sosok yang akrab disapa Ibad ini.

Aplikasi “mitradesa” selanjutnya akan digunakan oleh pemerintahan desa dalam mengelola desanya agar lebih efektif, efesien dan akuntabel. Karena dalam aplikasi “mitradesa” sudah termuat seluruh konten-konten yang dibutuhkan dalam menjalankan roda pemerintahan di desa.

Sementara menurut Kosim (32 tahun), salah satu peserta pelatihan yang merupakan perwakilan dari beberapa Pemdes, adanya aplikasi “mitradesa” ini diharapkan membantu Pemdes dalam menyelesaikan pekerjaan terkait administrasi keuangan desa. [Rudi&Alimah]

TPD Lakukan Verifikasi dan Evalusai

WONOSOBO – Tim Pembaharu Desa (TPD) Desa Kalikuning Kecamatan Kalikajar lakukan verifikasi dan evaluasi pendataan lapangan yang dilaksanakan di rumah Kepala Desa (Kades) Kalikuning, Kecamatan Kalikajar  (04/11/2016). Dalam agenda ini, TPD yang terdiri dari lima (5) tim melaporkan hasil kinerja yang sudah dilakukan selama ini yang terbagi dalam beberapa periode laporan mingguan. Laporan tersebut berupa data kesejahteraan, gagasan kelompok marjinal, survey pelayanan publik dan kewenangan desa. Data tersebut digali dari pertemuan kelompok yang diadakan oleh masyarakat yang kemudian ditindaklanjutioleh tim TPD dengan monitoring di lapangan.

“Hasil verifikasi dan evaluasi menjadi bahan utama untuk kita kembangkan dan menjadi bahan laporan bagi petugas TPD” ujar Bambang, koordinator tim penggalian gagasan kelompok marjinal desa Kalikuning.

Ia menambahakan, dengan adanya verifikasi dan evaluasi, diharapkan tim TPD mampu memetakan persoalan yang ada di masyarakat Desa Kalikuning. Dengan adanya pemetaan persoalan yang ada, maka tantangan dan peluang dapat diatasi dengan strategi yang tepat.

Namun demikian, Bambang menuturkan dalam proses penggalian data dan informasi di lapangan banyak masalah yang ditemukan. Untuk itu, tim TPD selalu berkoordinasi dengan aparat pemerintah Desa setempat untuk mencari solusi-solusi yang dibutuhkan.

“Kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah Desa setempat untuk mencari jalan keluar dari setiap maslaah yang ada” imbuhnya.

Sumber Daya Manusia (SDM) seringkali menjadi tantangan ketika melakukan pendataan menemui masyarakat desa secara langsung. “La piye wong sek tak jak ngomong aja bingung, malah menyerahkan ke saya lagi,” pungkasnya.

Slamet, Kades Kalikuning mengapresiasi langkah yang telah dilakukan tim TPD Desa Kalikunng, dengan segala keterbatasan mereka mampu menjalankan tugas sesuai dengan petunjuk teknis yang telah dtentukan.

“Kami sangat Bangga dengan Tim TPD yang telah melaksanakan tugas dengan sebak-baiknya,” ujarnya saat diminta keterangan di rumahnya.

Namun demikian, Slamet mengaku bahwa warga masyarakat Desa Kalikuning secara SDM masih dibawah standard masyarakat perkotaan, untuk itu ia berharapa tim TPD harus mampu berkomunikasi dengan baik dan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti.

“Komunikasi dengan warga desa apalagi kaum marjinal harus berbeda seperti kita berkomunikasi dengan pejabat,” tuturnya.

Ia beharap, keterlibatan seluruh elemen masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan desa menjadi rujukan pemerintah desa dalam menjalankan program pembangunan desa.  Pembangunan desa seringkali tidak sesuai pada empat bidang kewenangan desa, yaitu Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan, Pembinaan Kemasyarakatan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Dibutuhkan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan desa, yaitu masyarakat yang sejahtera.

“Gula Semut” Siap Ekspor ke Eropa

WONOSOBO = Tim Pembaharu Desa (TPD) Desa Kalialang Kecamatan Kalibawang melakukan kegiatan musyawarah bersama seluruh TPD gali potensi dan aset desa yang dilaksanakan di Balai Desa Kalialang kemarin (28/10/2016).
Rapat evalusai dan verifikasi ini bertujuan untuk memverifikasi potensi-potensi desa yang ada di Desa Kalialang hasil pendataan tim aset dan potensi dengan data yang dimiliki pemerintah desa. Pencatatan ini penting dilakukan guna mengetahuai aset dan potensi yang dimiliki Desa Kalialang, demikan pula dalam rangka pembangunan desa seharusnya berbasis asset dan potensi, model pembanguna yang berbasis aset dan potensi diharapkan mampu mendorong desa dalam melakukan percepatan pembanguna kesejahteraan desa, “ pembanguna desa seharusnya tidak meninggalkan aset dan potensi yang desa miliki” tutur Rohim (58 Tahun), koordinator TPD.
Ia menambahkan salah satu potensi unggulan yang dimiliki Desa Kalialang adalah produk olahan berupa gula semut yang berpotensi untuk dikembangkan dan di pasarkan ke kancah nasional bahkan internasional, tim TPD dan pemerintah desa sedang berusaha membuka diri untuk para investor dan pemodal baik dari dalam negeri maupun luar negeri. “kedepan gula semut bisa diekspor luar negeri, ini hasil kerja sama TPD dan Pemerintah Desa Kalialang dibantu Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo untuk usaha pengiriman ke Belanda” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut Parwono PJ Sekretaris Desa Kalialang menyampaikan pihaknya akan berkordinasi dengan seluruh aparat pemerintah desa khususnya kepala dusun. Hal ini penting karena yang memahami pontensi dusun salah satunya adalah para kepala dusun tersebut. “Kami akan berkoordinasi dengan kepala dusun terkait potensi desa yang kami miliki di setiap wilayah dusun masing-masing”.
Ia berharap, dengan adanya pemetaan potensi yang dilakukan TPD Desa Kalikalang dibantu pihak INFEST terkait aset dan potensi yang dimiliki dari setiap dusun mampu mendorong menaikan kesejahteraan warganya. Untuk itu Ia menekankan kepada seluruh aparat desa dan masyrakat Desa Kalialang untuk berpartisipasi menggali aset dan potensi yang ada, baik potensi kuliner maupun wisata, selanjutnya dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat Desa Kalialang. (red-rudi)